Rabu, 25 Agustus 2010

Jumlah dan Selisih Trigonometri

sin a + sin b = 2 sin 1/2(a + b) . cos 1/2(a - b)

sin a - sin b = 2 cos 1/2(a + b) . sin 1/2(a - b)

cos a + cos b = 2 cos 1/2(a + b) . cos 1/2(a - b)

cos a - cos b = -2 sin 1/2(a + b) . sin 1/2(a - b)


Pembuktian:

Rumus penjumlahan dan pengurangan merupakan bentuk lain dari rumus perkalian sinus dan kosinus

sin (α + β) + sin (α - β) = 2 sin α . cos β

sin (α + β) - sin (α - β) = 2 cos α. sin β

cos (α + β) + cos (α - β) = 2 cos α . cos β

cos (α + β) - cos (α - β) = -2 cos α . cos β

Misalkan α + β = a dan α - β = b maka:

α + β = a

α - β = b +

α = 1/2(a + b)


α + β = a

α - β = b -

β = 1/2(a - b)

Sehingga rumus jumlah da selisih sinus dan kosinus menjadi :

sin a + sin b = 2 sin 1/2(a + b) . cos 1/2(a - b)

sin a - sin b = 2 cos 1/2(a + b) . sin 1/2(a - b)

cos a + cos b = 2 cos 1/2(a + b) . cos 1/2(a - b)

cos a - cos b = -2 sin 1/2(a + b) . sin 1/2(a - b)

Contoh :
Tentukan nilai dari:

a. cos 750 + cos 150

b. sin 75 0 + sin 150

Jawaban :

a. cos 750 + cos 150 = 2 cos ½(750+150) . cos ½(750-150)

= 2 cos 450. cos 300

= 2 . ½√2. ½√3

= ½√6

b. sin 750 + sin 150 = 2 sin ½(750+150) . cos ½(750-150)

= 2 sin 450. cos 300

= 2 . ½√2. ½√3

= ½√6

Jarak

Yang dimaksud dengan jarak antara dua buah bangun adalah panjang ruas garis penghubung terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-bangun tersebut.

Jika G1 dan G2 adalah bangun bangun geometri, maka G1 dan G2 sebagai himpunan titik-titik, sehingga dapat dilakukan pemasangan antara titik-titik pada G1 dan G2.

Karena ruas garis AB adalah yang terpendek antara semua ruas garis penghubung titik-titik itu, maka panjang ruas garis AB disebut jarak antara bangun G1 dan G2

  1. Jarak titik dan titik



    Jarak antara dua buah titik A dan B adalah ruas garis AB

  2. Jarak titik dan garis

    Perhatikan titik penalti terhadap garis gawang.



    Jarak titik P terhadap garis adalah ruas garis penghubung titik P dengan proyeksinya pada garis AB yaitu garis PP'

  3. Jarak titik dan bidang



    Jarak titik P terhadap bidang α adalah panjang ruas garis penghubung P dengan proyeksi titik P pada bidang α yaitu PP'

    Contoh :

    Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm. Hitunglah!



    a. Jarak E ke C

    b. Jarak E ke O

    c. Jarak O ke DCGH

    d. Jarak O ke FG

    e. Jarak C ke AH



    Jawab :



    a. Jarak E ke C = EC = 6√3 cm

    b. Jarak E ke O = EO






    c. Jarak O ke DCGH = OP = 1/2 . AD = 3 cm

    d. Jarak O ke FG

    Bidang yang memuat titik O dan garis FG adalah ∆OFG.



    Jarak O ke FG adalah OQ







    e. Bidang yang memuat titik C dan garis AH adalah ∆ACH




    Jarak C ke AH adalah CI








  4. Jarak antara dua garis sejajar

    Jarak antara dua garis sejajar adalah ruas garis yang tegak lurus dengan kedua garis tersebut



    Garis PQ merupakan jarak antara k dan l

  5. Jarak antara dua garis bersilang

    Jarak dua garis bersilang k dan l adalah ruas garis penghubung terpendek antara dua buah titik di garis k dan l, dimana garis penghubung itu tegak lurus dengan garis k dan l.



    Jarak antara garis k dan garis l adalah garis PQ

  6. Jarak antara garis dan bidang sejajar

    Jarak antara garis l dengan bidang α yang sejajar sama dengan jarak salah satu titik pada garis g terhadap bidang α



    Jarak antara titik p dengan bidang α adalah garis PP'




  7. Jarak antara dua bidang sejajar

    Jarak antara bidang K dan bidang L yang sejajar sama dengan jarak salah satu titik pada bidang K terhadap bidang L, atau sebaliknya.



    Jarak antara bidang ADHE dan bidang BCGF adalah ruas garis PP' = QQ'

Fungsi Kuadrat

Fungsi x pada himpunan R yang ditentukan oleh f(x) = ax2 + bx + c, dengan a, b, c ∈R dan a ≠ 0, dinamakan fungsi kuadrat. Grafiknya berbentuk parabola.

Menggambar grafik fungsi kuadrat

Grafik fungsi kuadrat f(x) = ax2 + bx + c adalah berupa parabola. Perlu diingat bahwa penulisan f(x) = ax2 + bx + c dapat ditulis y = ax2 + bx + c.

Untuk menggambar grafik y = ax2 + bx + c, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Menentukan titik potong grafik di sumbu x (akar-akar persamaan kuadrat)
  • Menentukan persamaan sumbu simetri:

  • Menentukan titik puncak parabola

    Puncak parabola merupakan pasangan berurutan dari sumbu simetri dengan nilai ekstrim (Nilai absolut / Nilai Mutlak)

Ciri-ciri parabola y = ax2 + bx + c, dari tanda-tanda a, b, c, dan D

  1. Apabila a > 0 maka parabola terbuka ke atas (mempunyai titik balik minimum)
    Apabila a <>
  2. Apabila tanda b sama dengan tanda a, maka puncak parabola berada di sebelah kiri sumbu y
    Apabila b = 0, puncak parabola terletak pada sumbu y
    Apabila a berlawanan dengan b , maka puncak parabola berada di sebelah kanan sumbu y
  3. Apabila c > 0, maka parabola memotong sumbu y positif
    Apabila c = 0, maka parabola melalui pusat koordinat
    Apabila c <>
  4. Apabila D > 0 maka parabola memotong sumbu x di dua titik
    Apabila D = 0 maka parabola memotong sumbu x di satu titik
    Apabila D > 0 maka parabola tidak memotong sumbu x

Sketsa grafik fungsi kuadrat:






Diskriminan

Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat diselesaikan dengan rumus abc :

Bentuk b2 - 4ac pada rumus diatas disebut Diskriminan. Biasanya ditulis

D = b2 - 4ac

Sehingga rumus abc dapat ditulis :

Nilai diskriminan menentukan jenis-jenis akar persamaan kuadrat yaitu :

  • Jika D > 0 maka persamaan kuadrat itu mempunyai dua akar real yang berbeda
  • Jika D = 0 maka persamaan kuadrat itu mempunyai dua akar real sama (akar kembar)
  • Jika D <>

Diskriminan persamaan kuadrat diantaranya digunakan untuk :

  • Menentukan nilai maksimum dan minimum
  • Mengetahui banyaknya titik potong parabola dengan sumbu x dan jenisnya
  • Menentukan koefisien-koefisien persamaan kuadrat yang akar-akarnya memenuhi sifat tertentu.

Deret Geometri Tak Hingga

Misalkan selembar kertas berbentuk segiempat dibagi menjadi 2 dan salah satu bagiannya dibagi lagi menjadi 2 bagian. Bagian ini dibagi lagi menjadi 2 dan begitu seterusnya seperti gambar berikut ini:

Secara teoritis pembagian ini dapat dilakukan berulang kali sampai tak hingga kali. Pada pembagian pertama diperoleh setengah bagian, yang kedua seperempat bagian, yang ketiga seperdelapan bagian dan seterusnya sampai tak hingga kali. Tampak jelas bahwa jumlah dari seluruh hasil pembagian sampai tak hingga kali tetap = kertas semula (1 bagian). Hasil ini dapat dituliskan:

Deret geometri tak hingga merupakan deret geometri yang banyak sukunya (n) tak hingga. Kita telah mengetahui bahwa untuk menentukan jumlah n suku pertama dari suatu deret geometri digunakan rumus:

Oleh karena yang dipelajari adalah deret geometri tak hingga maka akan ditinjau setiap nilai dari r untuk n → ∞ sebagai berikut:

  1. Untuk r > 1 atau r < -1 Oleh karena r > 1 atau r < -1 maka nilai rn akan semakin besar jika n makin besar. Dalam hal ini,
    Untuk r > 1 dan n → ∞ maka rn→ ∞
    Untuk r < -1 dan n → ∞ maka rn→ -∞.
    Sehingga diperoleh



    Deret geometri tak hingga dengan r > 1 atau r < -1 disebut deret divergen (menyebar) karena deret ini tidak memiliki kecendrungan pada suatu nilai tertentu. Oleh karena itu deret ini tidah memilik limit jumlah
  2. Untuk -1 <>n akan semakin kecil dan mendekati nol. Dalam hal ini untuk n → ∞ maka rn→ 0. Sehingga diperoleh



    Deret geometri tak hingga dengan -1 <>

Contoh

Tentukan jumlah deret geometri tak hingga berikut.

Berdasarkan deret tersebut dapat kita ketahui a = 2 dan r = 1/3. Dengan demikian,

Jadi jumlah deret geometri tersebut adalah 3

Deret Geometri

Misalkan U1, U2, U3, ..., Un adalah barisan geometri maka penjumlahan

U1 + U2+ U3 + ...+ Un merupakan deret geometri.

Secara umum, dari suatu barisan geometri U1, U2, U3, ..., Un dengan U1= a da rasio = r, kita dapat memperoleh bentuk umum penjumlahan deret geometri, yaitu
Sn = U1 + U2+ U3 + ...+ Un = a + ar + ar2 + ... + arn-1

Untuk mendapatkan rumus n jumalah suku pertama dari deret geometri kita kalikan persamaan diatas dengan r, maka akan muncul persamaan baru:

(Sn . r) = ar + ar2 + ar3 + ... + arn

Selanjutnya kita eliminasi kedua persamaan tersebut dengan mengurangkannya:

Sn = a + ar + ar2 + ... + arn-1

(Sn . r) = ar + ar2 + ... + arn-1+ arn -


Sn - (Sn . r) = a - arn

Sn (1 - r) = a (1- rn)

Jadi rumus n suku pertama deret geometri adalah:



a = suku pertama
r = rasio
n = banyaknya suku

Pada deret geometri juga berlaku sifat:

Un= Sn - Sn-1

Deret Aritmatika

Deret aritmatika adalah penjumlahan barisan aritmatika. Misalkan U1, U2, U3, ..., Un adalah barisan aritmatika maka penjumlahan U1 + U2 + U3 + ... + Un adalah deret aritmatika.

Rumus jumlah n suku pertama pada deret aritmatika

S10 = 20 + 30 + 40 + ... + 90 + 100 + 110

S10 = 110 + 100 + 90 + ... + 40 + 30 + 20 +


2S10 = 130 + 130 + 130 + ... + 130 + 130 + 130

2S10 = 10 x 130

2S10 = 10 x ( 20 + 110 )

S10 = 1/2 x 10 x ( 20 + 110 )

Kita dapat melihat angka 10 didapat dari banyaknya suku (n), 130 didapat dari penjumlahan suku awal (a) dan suku akhir (Un). Maka diperoleh:

Sn = 1/2 n (a + Un)

Karena Un = a + (n-1)b, maka

Sn = 1/2 n (2a + (n-1) b)

Dari pengertian n suku pertama barisan aritmatika didapat sifat berikut :

Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un-1 + Un

Sn-1 = U1 + U2 + U3 + ... + Un-1 +


Sn - Sn-1 = Un

Un = Sn - Sn-1

Jika Un adalah suku ke n barisan aritmatika dan Sn adalah jumlah n suku pertama barisan aritmatika maka berlaku sifat

Un = Sn - Sn-1

Contoh 1

Diketahui deret aritmatika : 5 + 11 + 17 + 23 + ...
a. Tentukan rumus jumlah n suku pertamanya
b. Hitung jumlah 30 suku pertama

a. Sn = 1/2 n (2a + (n-1) b)

= 1/2 n (2(5) + (n-1)6)

= 5n + (n-1)3n

= 5n + 3n2 - 3n

Jadi Sn = 3n2 + 2n

b. S30 = 3(30)2 + 2(30) = 2760

Contoh 2:

Hitunglah 3 + 8 + 13 + ... + 98

Jawab:

a = 3, b = 5, Un = 98

Un = a + (n - 1)b

98 = 3 + (n - 1)5

98 = 3 + 5n - 5

5n = 100

n = 20

Jumlah deret itu adalah S20 = 1/2. 20 (3 + 98) = 1110

Bilangan Cacah

Pengertian

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Himpunan bilangan cacah :

C = {0, 1, 2, 3, 4, ....}

Himpunan bilangan cacah memuat beberapa bilangan antara lain :

  1. Himpunan bilangan asli A = { 1, 2, 3, 4, ...}
  2. Himpunan bilangan genap = {0, 2, 4, 6, ...}
  3. Himpunan bilangan ganjil = {1, 3, 5, 7, ...}
  4. Himpunan bilangan kuadrat = {0, 1, 4, 9, ...}
  5. Himpunan bilangan prima = {2, 3, 5, 7, ...}
  6. Himpunan bilangan tersusun (komposit) = {4, 6, 8, 12, ...}

Operasi pada bilangan cacah

  1. Penjumlahan
    • komutatif : a + b = b + a
    • asosiatif : (a + b) + c = a + (b + c)
    • unsur identitas (netral) adalah nol (0)
    • sifat tertutup pada penjumlahan
      Penjumlahan dua atau lebih bilangan cacah selalu menghasilkan bilangan cacah
  2. Pengurangan adalah operasi kebalikan dari penjumlahan a - b = c, sama artinya dengan b + c = a.
  3. Perkalian
    • komutatif : a x b = b x a
    • asosiatif : (a x b) x c = a x (b x c)
    • distributif :
      a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
      a x (b - c) = (a x b) - (a x c)
    • unsur identitas perkalian adalah satu (1)
      a x 1 = a
      b x 1 = b
    • semua bilangan cacah dikalikan dengan nol (0), hasilnya nol (0)
      a x 0 = 0
      b x 0 = 0
    • sifat tertutup perkalian
      semua perkalian bilangan cacah menghasilkan bilangan cacah juga.
  4. Pembagian
    • Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian
      a : b = c ⟹ b x c = a
    • 0 dibagi dengan bilangan cacah (kecuali 0), hasilnya nol (0)
    • pembagian dengan 0 tidak didefinisikan.

Barisan Geometri

Misalkan U1, U2, U3, ..., Un suatu barisan bilangan. Barisan bilangan tersebut dikatakan barisan geometri apabila memenuhi

r adalah rasio atau pembanding. Dibawah ini adalah beberapa contoh dari barisan geometri.

  1. 2, 4, 8, 16, 32, 64, ... maka rasio = 4/2 = 8/4 = 16/8 dan seterusnya
  2. 27, 9, 3, 1, 1/3, ... maka rasio = 27/9 = 9/3 = 3/1 dan seterusnya

Rumus suku ke- n barisan geometri

Jika diketahui suatu barisan bilangan geometri U1, U2, U3, ..., Un, dan U1= a dengan rasionya r maka kita dapat menuliskan:

U1= a

U2= U1.r = a.r = ar2-1

U3= U2.r = (ar).r = ar3-1

U4= U3.r = (ar2).r = ar4-1

Un= arn-1

Jadi rumus umum suku ke- n barisan geometri adalah

Un= arn-1

Suku tengah barisan geometri

Perhatikan barisan geometri berikut

a, ar, ar2, ar3, ar4, ar5, ar6

Bila diambil 3 suku saja yaitu a, ar, ar2. Maka Ut = ar, U1 = a, Un = ar2
U1.Un= a2r2, maka Ut = akar a2r2

Bila diambil 5 suku maka Ut = ar2, U1 = a, Un = ar4
U1.Un= a2r4, maka Ut = akar a2r4. Bagitu juga seterusnya.

Sehingga bila diambil n suku maka

dan suku tengah tersebut terletak pada urutan ke 1/2 (n + 1)

Sisipan barisan geometri

Misalkan U1, U2 adalah dua suku berurutan dari suatu barisa geometri dengan rasio r. Diantara U1 dan U2 disisipkan k buah bilangan sehingga terbentuk barisan geometri baru dengan rasio r', maka barisan baru yang terbentuk adalah

U1, U1.r', U1.r'2, ..., U1.r'k, U2

Perbandingan antara dua suku yang berurutan tetap = r' maka